Tanaman bawang merah termasuk tanaman semusim berbentuk
rumpun dan tumbuh tegak yang termasuk kedalam famili Liliaceae. Klasifikasi
tanaman bawang merah dalam Hendro Sunarjono dan Prasodjo Soedomo (1983) adalah
sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospemae
Kelas : Monocotyledoneae
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium ascalonicum L.
Tanaman bawang merah diduga berasal dari daerah Asia Tengah
yaitu sekitar India, Pakistan sampai Palestina.
Pada abad VIII
menyebar ke Eropa, kemudian dari Eropa menyebar ke Amerika, Asia Timur dan Asia
Tenggara. Penyebaran ini berhubungan dengan perburuan rempah-rempah oleh orang
Eropa ke wilayah Timur Jauh dan masuk ke Indonesia bersamaan dengan penjajahan
Belanda (Singgih Wibowo, 1990).
Tanaman
bawang merah merupakan tanaman semusim, berumbi lapis, berakar serabut dan daun
berbentuk silindris dengan pangkal daun yang berubah bentuk dan fungsinya,
yaitu membentuk umbi lapis (Departemen Pertanian, 1983).
Daun bawang
merah hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil, memanjang dan
berlubang. Bagian ujung daun bawang merah meruncing dan bagian bawahnya melebar
seperti kelopak dan membengkak. Kelopak daun sebelah luar selalu melingkar
menutupi daun yang ada didalamnya.
Bunga
tanaman bawang merah termasuk bunga majemuk dan berbentuk tandan, yang
bertangkai 50 sampai 200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil
sedangkan di bagian tengah menggembung. Bunga bawang merah merupakan bunga
sempurna yang tiap bunganya terdiri dari lima sampai enam benangsari dan satu
buah putik dengan daun bunga yang berwarna putih. Bakal buah duduk di atas
membentuk bangun segitiga hingga nampak seperti kubah. Menurut Gembong
Tjitrosoepomo (1988), bunga dari suku Liliaceae kebanyakan merupakan bunga
banci (alomorf).
Tanaman
bawang merah merupakan tanaman semusim yang jarang diperbanyak dengan biji
melainkan dengan umbinya (bulbus) (Soetomo Soedirdjoatmodjo, 1987). Menurut Estu
Rahayu dan Nur Berlian (1994), pangkal batang umbi membentuk cakram yang
merupakan batang pokok yang tidak sempurna (rudimenter). Dari bagian bawah
cakram tumbuh akar-akar serabut dan di bagian atasnya yaitu diantara
kelopak-kelopak daun yang membengkak terdapat mata tunas yang dapat tumbuh
menjadi tanaman baru. Tunas ini dinamakan tunas lateral. Tunas inilah yang akan
membentuk umbi lapis tempat menyimpan fotosintat Hendro Sunarjono dan Prasodjo
Soedomo (1983).
Singgih
Wibowo (1990) menyatakan, bahwa bawang merah yang ditanam di Indonesia
berdasarkan warna kulitnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
(1) kelompok yang umbinya berwarna merah tua, seperti kultivar Medan, Gugur,
Maja dan Sri Sakate, (2) kelompok yang umbinya berwarna kuning muda pucat,
seperti kultivar Sumenep, dan (3) kelompok yang umbinya berwarna
kekuning-kuningan sampai merah muda seperti kultivar Kuning, Lampung, Bima, dan
Ampenan.
Daftar Pustaka :
- Departemen Pertanian. 1983. Pedoman Bercocok Tanam Padi, Palawija dan
Sayur-sayuran. Satuan Pengendali Bimas. Jakarta.
- Estu Rahayu dan Nur Berlian, V.A. 1994. Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta.
- Gembong Tjitrosoepomo. 1988. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada Press.
Yogyakarta.
- Hendro Sunarjono dan Prasodjo Soedomo. 1983. Budidaya Bawang Merah. Sinar
Baru. Bandung.
- Singgih Wibowo. 1990. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah dan Bawang
Bombay. Penebar Swadaya. Jakarta.